TENTANG KITA
Cerahnya pagi ini seakan menyapaku, hembusan angin semilir membelai tubuhku seperti kekasih sejati yang setia menemani. Itu yang menyemangatkanku, itu yang membuatku tersenyum di pagi hari ketika ku membuka mata dan segera bergegas ke sekolah setelah mandi dan sarapan pagi. Setibanya di sekolah, satu persatu orang yang berpapasan denganku tersenyum dan menyapaku. Saat sedang berjalan menaiki anak tangga tiba-tiba terdengar yang sudah tak asing lagi terniang ditelingaku yang seakan-akan menghancurkan semua mimpi indahku dipagi ini.
“ANGGGUUUUUNNN !!” suara Diah terdengar dari jauh seperti memanggil tukang bakso yang cantik baik hati dan tidak sombong sepertiku.
Aku terus berjalan menaiki satu persatu anak tangga tanpa menghiraukan seruan Diah yang memanggil. Dari lantai 2 aku teriak “AAAAAAAAAAAAAAAA…” sekejap semua orang memandangku kebingungan, mungkin merekan pikir aku gila, tapi sesungguhnya aku hanya ingin membuat hari ini lebih baik dengan olah vocal terlebih dahulu. Dari belakang sosok yang selalu mengacaukan suasana terlihat engos-engosan setelah berlari mengejarku dan memukul keras punggungku.
“Aassiin ! Kurang asem lu ! Sakit tau , main pukul aja!” kataku dengan nada kesal muka murang-maring tapi tetap terlihat eksis.
“Tungguin dong!! Aku manggil-manggil kamu dari tadi, ehh ora budeng iki.” Kata Diah dengan nafas yang terbata-bata.
“Iya deh aku tungguin, cepetan mau apa?”
“Ah telat lu nyautnya! Ayo ah ke kelas keburu ada guru, lagian aku belum ngerjain PR” kata Diah sambil menarik tanganku menuju ke kelas.
Langkahku seketika terhenti melewati kelas yang dulu pernah ditempati seorang lelaki dalam mimpiku yang selalu warnai hari-hariku. Sosok itu kini telah menghilang dari pandanganku. Sambil berjalan, aku menundukkan pandanganku tanpa menghiraukan yang ada disekitarku.
Saat aku kelas 8, diam-diam menyimpan rasa kepada seorang lelaki yang menurutku keren banget, tapi tidak menurut teman sebangku ku yang selalu mengejek orang yang aku suka, seakan-akan itu adalah musuh bubuyutannya yang kudu, harus, dan wajib dibasmi. Sungguh menyakitkan jika harus menyukai orang yang paling tidak disukai oleh sahabat yang selalu duduk disebelah saat suka maupun duka. Haha.. METAL ya? (meloow total boo). Emang kenyataannya gitu sich, punya dua orang sahabat itu kaya punya dua orang musuh yang paling seru sedunia. Walaupun sering kali aku marah-marah dan dibuat jengkel oleh kedua sahabatku, Herlina dan Diah. Tapi jika harus melewati hari-hari sendirian tanpa mereka, benar-benar seperti sayur tanpa garam.
Setiap pertemuan akan berakhir perpisahan, dan setiap kebahagiaan akan berujung kesedihan yang meninggalkan kenangan terindah. Tidak terasa kebersamaan kami di kelas 9a akan segera berakhir di tahun 2011. Seperti baru kemarin aku mengenal teman-teman dikelas A, dan kini tinggal menghitung hari, UN sudah hampir didepan mata. Mungkin jaraknya seperti dari Asia ke SMPN 5 Garut. Titik cerah yang harus dibumbui pahit manisnya rintangan untuk mencapainya akan segerah diraih, meskipun harus ada perpisahan yang tidak diharapkan sebelumnya.
Begitu banyak cerita yang tersirat disebuah kelas yang selalu dinomer satukan. Uupps dinomer satukan apanya sich ?? Kelas 9a nomer satu masalah-masalahnya, nomer satu gokilnya, nomer satu bacotnya, nomer satu kompaknya, nomer satu narsisnya, dan masih banyak nomer satu-nomer satu yang patut dibanggakan.
Banyak juga yang CINLOK di kelas 9a. Mau tau siapa saja? Kita simak beritanya. Kenapa jadi kaya baca berita gini sich?
Kata CINLOK di 9a mungkin sudah tak asing lagi, karena penghuni 9a banyak yang ganteng dan cantik. Dari kelas 8 sampai kelas 9 sudah tercatat 8 pasang yang terkena virus CINLOK. Dan 2 diantaranya masih tetap bertahan dengan pasangannya masing-masing.
Hujan, cerah, dingin, panas, sudah kami lalui bersama. Suka duka sudah biasa terasa, pertengkaran juga tak pernah berhenti dikelas 9a. Jika aku bisa menentukan akhir dari kisah nyata ini, aku menginginkan akhir yang bahagia, bukan akhir yang disertai kesedihan atau pertengkaran. Jika dapat aku mengatur cerita ini dari awal sampai akhir, aku tak ingin melihat ada yang menangis, aku tak ingin melihat ada yang bertengkar. Meskipun harus meneteskan air mata, aku ingin air mata itu akan selalu membekas dihati menjadi kenangan terindah yang tak mudah dilupakan. Dari awal bertemu yang masih malu-malu kucing, belum terlalu kenal, dan akhirnya kita menjadi satu. Graffiti di kelas 8a menjadi saksi, manis pahitnya kebersamaan selama 1 tahun yang sulit tergantikan, foto kelas yang terpajang dikelas 9a menunjukkan kekompakkan kami dalam segala hal dan selalu ceria setiap hari.
Tanpa wali kelas yang baik hati cerewet bawel tetapi tetap cantik modis dan gaul abiiss kami semua bukan apa-apa. Terimakasih Ibu Reni yang sudah menjadi orang tua kami di sekolah, dan terimakasih juga kepada seluruh guru-guru yang baik, yang galak, yang cerewet, yang membuat tegang dalam setiap kali belajar. Lebih menyedihkan jika harus berpisah dengan PA WAWAN !! Hahaha.. Maaf aku hanya bercanda diakhir cerita saja. LOVE YOU FULL 9A AND SMPN 5 GARUT.
-THE END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar